MUADZINNYA ROSULULLOH
Muadzin adalah sebuah sebutan yang digunakan untuk seseorang
yang mengumandankan adzan. panggilan ini juga sudah digunakan sejak
dahulu sejak zaman Rosululloh. Pada zaman Rosululloh ada seorang muadzin
yang sangat terkenal yang ketika dia mengumandankan adzan seluruh
penduduk mekah seperti tersihir akan suaranya, setiap dia mengumamdankan
adzan seluruh penduduk mekah akan datang kemasjid untuk melalukan
sholat.Siapasih sebernarnya dia ini yang memiliki suara bak omabak
dilautan, angin kencang disore hari suara yang dapat menggetarkan hati
setiap orang yang mendengarnya. Ya inilah muadzinnya Rosululloh SAW
Bilal bin Rabah.
Bilal bin Rabah (Arab: بلال بن رباح, sekitar 580–640 Masehi; Bilal
al-Habsyi, Bilal bin Riyah, Ibnu Rabah) adalah seorang budak berkulit
hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia) yang masuk Islam ketika masih
diperbudak. Setelah majikannya mengetahui bahwa Bilal masuk Islam, maka
Bilal disiksa terus menerus setiap harinya, guna mengembalikan
keyakinannya agar tidak memeluk Islam. Tetapi Bilal tidak mau kembali
kepada kekafirannya dan tetap melantunkan "Ahadun Ahad, Ahadun Ahad...". Pada akhirnya Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat nabi.
Dalam
sebuah hadits diceritakan bahwa rosululloh pernah mendengar suara
terompah Bilal di surga. Ketika hukum syariat adzan diperintahkan
oleh Alloh, maka orang yang pertama kali disuruh oleh rosululloh untuk
mengumandangkan adzan adalah Bilal bin Rabah, ia dipilih
karena suaranya sangat merdu dan lantang. Ia dikenal sebagai muadzin
pertama dalam Islam.
Namun kisah kesedihan Bilal bin Rabah tak hanya sampai itu, Wafatnya
Rasulullah, membuat Bilal dilanda kesedihan yang mendalam. Suatu ketika
Khalifa Abu Bakar meminta Bilal untuk menjadi muadzin kembali, namun
dengan perasaan yang masih sedih Bilal berkata : ”Biarkan aku hanya
menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan
muadzin siapa-siapa lagi."
Sepeninggalan
Rasulullah SAW masih terasa di hati Bilal ia pun meninggalkan Madinah
mengikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs,
Syria.
Setelah
tingga lama di Syria, Bilal tidak pernah mengunjungi Madinah, sampai
pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya:
"Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak
mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?".
Ia
pun bangun dan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke
Madinah guna berziarah ke makam Rasulullah. Setiba di Madinah, Bilal
tidak dapat menahan rindu dan kesedihannya pada Rasulullah SAW. Kemudian
datang cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh
tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah
tersebut.
Salah
satu cucu Rasulullah SAW berkata kepada Bilal: "Paman, maukah engkau
sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek
kami."
Umar
bin Khattab yang saat itu sebagai Khalifah juga memohon kepada Bilal
untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja. Bilal pun memenuhi
permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu
biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.
Mulailah
dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan
olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti,
semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang
mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu
telah kembali.
Ketika
Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota
madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis
dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan
saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah
pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua
menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab
yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup
meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari
itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.
Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.
Subhanallah,
sungguh kisah yang sangat mengharukan betapa cintanya Bilal kepada
Rasulullah SAW. sampai saat saya menuliskan kisah ini saya merasakan
merinding sambil terharu.
Dalam kisah Bilal bin Rabah ini banayk sekali hikmah yang kita peroleh
salah satunya adalah janganlah melepaskan keimanan meskipun dalam
siksaan.
MUADZINNYA ROSULULLOH
Muadzin adalah sebuah sebutan yang digunakan untuk seseorang yang mengumandankan adzan. panggilan ini juga sudah digunakan sejak dahulu sejak zaman Rosululloh. Pada zaman Rosululloh ada seorang muadzin yang sangat terkenal yang ketika dia mengumandankan adzan seluruh penduduk mekah seperti tersihir akan suaranya, setiap dia mengumamdankan adzan seluruh penduduk mekah akan datang kemasjid untuk melalukan sholat.Siapasih sebernarnya dia ini yang memiliki suara bak omabak dilautan, angin kencang disore hari suara yang dapat menggetarkan hati setiap orang yang mendengarnya. Ya inilah muadzinnya Rosululloh SAW Bilal bin Rabah.
Komentar
Posting Komentar